Ketua Umum PP KAFEGAMA Perry Warjiyo yang juga merupakan Gubernur Bank Indonesia terpilih dan menjabat sebagai Ketua Asian Consultative Council – Bank for International Settlements (ACC-BIS) terhitung sejak hari Minggu (26/9) hingga 2023.

lulusan FEB UGM angkatan 1977 ini mengatakan, sebagai ketua ACC-BIS ini, akan berperan dalam aktivitas untuk memberikan arahan di berbagai area kebanksentralan, seperti moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran.

“Saya akan memperkuat dan mempererat komuniksi serta kerjasama antar bank sentral di Asia Pasifik agar proses pemulihan ekonomi dapat terus terjadi secara merata di seluruh negara, serta mendorong pertumbuhan yang lebih kuat dan juga berkesinambungan.” Pungkas Perry, Minggu (26/9)

Dalam periode kepemimpinannya, Perry akan mendorong ACC-BIS untuk menghasilkan riset dan rekomendasi kebijakan di sejumlah isu yang sedang menjadi fokus utama di kalangan bank sentral, meliputi:

⇒Upaya melindungi negara-negara berkembang dari efek limpahan yang ditimbulkan oleh normalisasi kebijakan di negara-negara mahu (exit strategy).

⇒Langkah mengembangkan sumber-sumber pembiayaan yang dapat mendukung upaya dunia dalam mengatasi perubahan iklim (sustainable finance)

⇒Prinsip-prinsip yang perlu menjadi acuan dalam pengembangan uang digital yang diterbitkan oleh bank sentral (Central Bank Digital Currency) sehingga dapat mengoptimalkan manfaatnya dan memitigasi risiko yang ada didalamnya

Menjabatnya Perry sebagai Ketua ACC-BIS juga akan mendukung agenda Indonesia pada Presidensi G-20 2022 dan keketuaan ASEAN 2023 yang akan datang.

Asian Consultative Council – Bank For International Settlement (ACC – BIS) beranggotakan 13 Gubernur Bank Sentral anggota BIS dari negara-negara di Asia-Pasifik, diantaranya:
1. Australia
2. Tiongkok
3. Hongkong
4. Saudi Arabia
5. India
6. Jepang
7. Korea Selatan
8. Malaysia
9. Selandia Baru
10. Filipina
11. Singapura
12. Thailand
13. Vietnam