MENJAGA STABILITAS PEREKONOMIAN DAMPAK HARGA MIGAS TERJUN BEBAS

MENJAGA STABILITAS PEREKONOMIAN DAMPAK HARGA MIGAS TERJUN BEBAS

Muhammad Ade Irfan

Penyebaran dan antisipasi COVID-19 di seluruh Indonesia telah sanggup membuat seluruh kepentingan terlupakan adanya ancaman atau peluang kekhawatiran terhadap harga migas yang anjlok luar biasa, sebagian pelaku bisnis mengatakan bahwa ini akan membuat dunia menghadapi satu babak tersendiri yaitu “resesi ekonomi”. Apapun penyebabnya, hal ini telah sukses membuat perusahaan migas limbung, jika tidak bisa disebut hampir runtuh, bayang – bayang ongkos produksi ditekan sedemikian rendah telah membuat perusahaan – perusahaan harus memutar otak lebih dalam, mengingat kasus penurunan harga minyak dua kali dunia diguncang peristiwa mengejutkan, yaitu tahun 2013, harga minyak WTI (Western Texas Intermediate) melampaui USD 120/bbl, namun turun drastis hingga di bawah USD 20/bbl tahun 2016, dan sekarang 2020 kembali diguncang USD 21.80/bbl (Jumat, 28 Maret 2020), sebetulnya sebagai net importer (sejak 2004), dengan penurunan harga minyak cukup drastis membawa nilai positif untuk Indonesia, dapat dikatakan kilang di Indonesia mendapat bahan baku murah, tercukupi, dan terjangkau. Nilai positif lain didapat dari harga gas alam di pasar dunia, on the spot, gas alam di pasaran USD 1.67/MMBTU, ini akan membantu pemerintah untuk mencapai satu target stimulus perekonomian belum terealisir sejak Oktober 2018 yaitu harga gas alam industri di depan gate USD 6/MMBTU, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) no. 40 tahun 2016.

Dua sisi uang saling melengkapi, yaitu sisi positif dan sisi ambil untung, namun persoalan lain seharusnya menjadi bahan perhatian, yaitu ada kekhawatiran bahwa perusahaan – perusahaan migas akan menahan investasi bahkan akan memangkas realisasi anggaran untuk kegiatan pembangunan dan eksplorasi, diperkirakan pemangkasan tersebut di kisaran 40 – 50% dari usulan sebelumnya, seperti kejadian tahun 2016 – 2017, ditandai perusahaan melakukan perumahan karyawan. Pemangkasan anggaran pasti akan terjadi kembali, ini merupakan strategi paling mudah untuk melakukan efisiensi. Jika Covid-19 telah sukses membuat Work From Home (WFH Seri 1), maka dengan penurunan secara drastis harga migas dunia akan berdampak pada Work Forever at Home (WFH Seri 2).

Industri berdampak penurunan harga migas tidak hanya industri migas sendiri, kemungkinan masih bisa bertahan dengan re-positioning atau shifting sebagai supplier, consultant, pemegang patent, atau bentuk lain, namun justru berimbas secara langsung penurunan pendapatan perusahan jasa penunjang di lingkungan kegiatan hulu migas, seperti jasa pemboran, jasa survei seismik, penyedia peralatan dan lumpur pemboran, dan lain-lain. Selain itu juga supplier peralatan pembangunan dan eksplorasi, dan pasti juga perusahaan kontraktor pembangunan, dimana meliputi perusahaan consultant, pengawas, penyedia jasa tenaga kerja, engineering company, jasa inspeksi, asuransi peralatan, dan perusahaan penyewaan alat, serta perusahaan konstruksi. Ini adalah mata rantai sebuah pembangunan atau eksplorasi menunjang perusahaan migas, dan tiba-tiba dilakukan pemangkasan. Shifting dan Re-positioning industri bukan hanya melayani perusahaan migas, namun juga mulai melayani pekerjaan – pekerjaan non migas, seperti infrastruktur, property, bangunan komersial, atau petrochemical industry. Relaksasi industri migas dan penunjang tidak sekedar hanya mengurangi pendapatan, namun juga telah memberi penekanan hebat terhadap produksi minyak, sebagai catatan target lifting 2020 adalah 755 MBOPD, naik 9 MBOPD dari tahun 2019, dengan asumsi harga minyak stabil di kisaran USD 63/bbl. Sementara penekanan lebih hebat lagi untuk lifting gas alam estimasi 2020 adalah 6670 MMSCFD (SKK Migas, Januari 2020), namun dengan harga gas di pasaran sangat rendah dapat dipastikan akan terkoreksi dengan sendirinya, terlihat dari beberapa wilayah dan perusahaan migas mulai menjadwalkan ulang eksplorasi. Ini juga berimbas dari pajak migas terkoreksi cukup jauh, penerimaan PPh Migas hingga akhir Februari 2020 tercatat senilai Rp 6,6 triliun atau negatif 36,8% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu Rp 10,5 triliun (Kemenkeu, Maret 2020), penurunan PPh migas ini karena efek dari lifting minyak masih rendah, menilik asumsi dalam APBN 2020 maupun terhadap realisasi tahun lalu (746 MBOPD), penurunan harga minyak diperkirakan menambah tekanan hebat pada penerimaan PPh migas. Kondisi ini jika diteruskan akan membawa defisit penerimaan negara semakin besar untuk masuk disemester ke-2, tercatat defisit sebesar Rp 62,8 triliun hingga akhir Februari 2020, setara dengan 0,37% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Sementara produsen gas alam sudah tidak lagi dari produsen konvensional, tercatat negara-negara baru penghasil gas alam bermunculan seperti Qatar, Yaman, Norwegia, Angola, Mozambique, Nigeria, dan Amerika Serikat, mulai membanjiri gas alam di pasar internasional, sehingga menekan kelebihan kapasitas gas alam di pasar global. Satu sisi ini akan memberikan koreksi hebat untuk harga gas alam di Indonesia, paket stimulus Oktober 2016, dirupakan dalam bentuk Perpres 40 tahun 2016, memberikan angin segar bagi pelaku industri dengan tingkat ketergantungan terhadap harga gas cukup tinggi, yaitu ketersediaan harga gas cukup rendah. Pemerintah telah mematok harga gas di USD 6/MMBTU (depan gate industri), pelaksanaannya 1 April 2020, mundur cukup jauh dari rencana capaian pemerintah yaitu Januari 2018. Dengan penekanan harga gas alam di USD 6/MMBTU, maka diharapkan pasar domestik akan bergairah, paket pilihan Domestic Market Obligation (DMO) bisa jadi sudah tidak diperlukan kembali, karena industri migas hilir sudah mendapatkan harga gas alam di pasar internasional dengan harga bersaing. Pilihan lain untuk mendukung kebijakan penyelamatan industri berimbas penurunan harga migas, maka Perpres 40 tahun 2016 harus direvisi dengan melakukan pengembangan industri penerima harga gas USD 6/MMBTU. Semula pemberlakuan Perpres diperuntukkan bagi industri pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, kaca, sarung tangan dan keramik, dirubah dan diperluas menjadi industri otomotif, industri tekstil, industri elektronika dasar, industri makanan – minuman, industri penghasil energi, industri farmasi, industri alat – alat kesehatan. Tujuan perluasan ini adalah untuk mengurangi subsidi APBN 2020 atau mengalihkan dalam bentuk lain, sehingga subsidi pengeluaran negara untuk energi tidak sebesar Rp 125,3 triliun (APBN 2020), dengan perincian pengurangan subsidi BBM dan Elpiji Rp 70,6 triliun, dan pengurangan subsidi listrik Rp 54,8 triliun.

Wasekjend Pengurus Pusat – Persatuan Insinyur Indonesia

Wakil Sekretaris Umum KAFEGAMA

Announcement Letter – Program SESAMI KAFEGAMA

sesami

Announcement Letter – KAFEGAMA
Program SESAMI – KAFEGAMA:

Kafegama mengundang para alumni FEB UGM untuk berkontribusi dalam program SESAMI-Kafegama (Sambatan Kuota Internet untuk Mahasiswa Bidikmisi oleh Kafegama). Program ini memberikan bantuan untuk menutup tambahan biaya kuota internet para mahasiswa Bidikmisi di FEB UGM yang saat ini telah melaksanakan kuliah daring sejak Senin, 16 Maret 2020 hingga Jumat, 27 Maret, dilanjutkan ujian tengah semester berbasis daring hingga pertengahan April 2020.
Kontribusi masing-masing angkatan alumni FEB dapat disalurkan ke

Rekening BNI No. Rek: 988.88866.0000.0002 an. SESAMI KAFEGAMA

Setelah melakukan transfer, konfirmasi dapat dilakukan kepada :

  • Sdr. Vicky : 085892648426
  • Sdr. Syafrudin : 081517682951

Semoga kontribusi ini menjadi ladang amal ibadah buat kita semua.Terimakasih

Guyub – Rukun – Migunani

Pelantikan Pengurus KAFEGAMA DIY

Yogyakarta, Kamis, 20/02/2020

Pengurus Pusat Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (KAFEGAMA) secara resmi melantik Pengurus Daerah KAFEGAMA DIY. Pelantikan dipimpin langsung oleh Ketua Umum KAFEGAMA Perry Warjiyo di Gedung Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UGM. Bogat Agus Riyono, alumnus Jurusan Akuntansi angkatan 1983 dilantik sebagai ketua KAFEGAMA DIY untuk masa bakti 2020-2023.

“KAFEGAMA DIY siap bersinergi dan berkontribusi dengan Provinsi DIY untuk meningkatkan ekonomi dan budaya yang salah satunya melalui lurik,” disampaikan Bogat dalam sambutannya. Seperti yang disampaikan Bogat saat rapat kerja ketiga KAFEGAMA DIY beberapa waktu lalu, pihaknya bakal fokus membantu produsen lurik dalam mempertahankan dan mengembangkan usahanya.

Pada kesempatan ini Ketua Umum PP KAFEGAMA menyampaikan bahwa setiap alumni FEB UGM harus selalu memiliki dampak untuk setiap daerahnya masing-masing. “KAFEGAMA dimana saja berada harus bisa rukun, guyub, gayeng, dan migunani sebagai bukti bahwa alumni FEB UGM memiliki ikatan kekeluargaan yang solid dan juga berdampak positif untuk kemajuan di setiap daerahnya masing-masing” ucap Perry dalam sambutannya.

Berikut susunan pengurus KAFEGAMA DIY

Dewan Pertimbangan :

  • Eko Suwardi
  • Herry Zudianto
  • Sapto Amal

Pengurus Harian :

  • Ketua : Bogat Agus Riyono (1983)
  • Wakil Ketua : Rudy Badaruddin (1982)
  • Sekretaris 1 : Anisa Nurpita (2005)
  • Sekretaris 2 : Satriyo Dwicahyo (2004)
  • Bendahara 1: Dhani Dwi Astuti (2004)
  • Bendahara 2 : Ratri Paramita (2004)

Bidang Pengembangan Penelitian Dan Pendidikan

Wakil Ketua 1 Bidang :

  • Amirullah Setya Hardi (1994)
  • Anggota :
  • Dionisius Desembriarto (1991)
  • Latri Wihastuti (2003)

Bidang Pemberdayaan dan promosi alumni

Wakil Ketua 2 Bidang :

  • Budi Asmarawati (1985)

Anggota :

  • Shita Lusi Wardani (1986)
  • Umma Gumma (2004)

Bidang Kerjasama

Wakil Ketua 3 Bidang :

  • Putut Purwandono (2004)

Anggota :

  • Gunawan Nugroho Utomo (1998)
  • Endarwati (1994)

Bidang Humas

Wakil Ketua 4 Bidang :

  • Sri Susilo (1986)

Anggota :

  • Barkah (1983)
  • Afnan Harifi (1993)

Launching Hidroponik Binaan KAFEGAMA NTB

PRESS RELEASE

LAUNCHING HIDROPONIK BINAAN KAFEGAMA NTB:

Mewujudkan Kemandirian Pangan dan Pengentasan Kemiskinan melalui Pertanian Perkotaan (Urban Farming)
CP: Supiandi, SE., M.Ec. Dev (Ketua Harian KAFEGAMA NTB)

Kemandirian pangan merupakan cita-cita agung yang harus diwujudkan oleh semua pihak. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan bahwa negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun lokal hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tercapainya ketahanan pangan di Indonesia berkaitan erat dengan kebijakan pemerintah, struktur politik dan ekonomi yang tepat untuk mendukung terciptanya ketahanan pangan yang mengakar kuat, serta kondisi lingkungan, baik alam, sosial, dan budaya, teknologi dan sumberdaya manusia. Hal ini dikarenakan masalah ketahanan pangan merupakan permasalahan lintas sektoral dan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya urbanisasi merupakan tantangan di masa depan, diperkirakan pada tahun 2025, sebanyak 65% penduduk dunia tinggal di kota. Peningkatan jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan ini akan menimbulkan permasalahan – permasalahan terkait infrastruktur publik, tempat tinggal, tenaga kerja, kerawanan pangan, lingkungan dan sanitasi.

Alih fungsi lahan pertanian menjadi lokasi pemukiman/tempat tinggal, tempat usaha, industri, dan perkantoran berdampak pada penurunan luas lahan pertanian untuk menghasilkan komoditas pertanian atau bahan baku pangan. Alih fungsi lahan berdampak pula pada peningkatan jumlah masyarakat miskin perkotaan. Hal ini karena terjadi pergeseran peran dari pemilik tanah, yang mendapatkan penghasilan dari komoditas pertanian, menjadi pekerja penggarap atau bahkan pengangguran karena mereka umumnya tidak memiliki keterampilan atau keahlian selain bercocok tanam. Kondisi ini merupakan titik awal terjadinya kerawanan pangan.

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan harus ada terobosan kebijakan dari pemangku kepentingan. Salah satunya dapat dilakukan melalui pertanian perkotaan (urban farming) yang dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal. Urban farming adalah konsep memindahkan pertanian konvensional ke pertanian perkotaan, yang berbeda ada pada pelaku dan media tanamnya. Pertanian konvensional lebih berorientasi pada hasil produksi dengan lahan pertaninan yang luas, sedangkan urban farming lebih pada karakter pelakunya yakni masyarakat kota dengan lahan yang sempit.

Tujuan dari Urban farming adalah bermanfaat sebagai ruang terbuka hijau, dapat memenuhi konsumsi pangan keluarga, bahkan bisa menghasilkan pendapatan yang berkali lipat, tentunya dengan memanfaatkan teknologi pertanian yang tepat disesuaikan dengan suhu lingkungan dan komoditas yang ingin dikembangkan.

Penelitian yang dilakukan Alice dan Foeken pada tahun 1996 di kota Nairobi, Kenya menunjukkan bahwa pertanian kota yang diimplementasikan di kota Nairobi mampu meningkatkan asupan energi petani kota (5,5%) dan petani kota binaan (19,23%) dibandingkan anggota masyarakat yang bukan pelaku pertanian kota. Demikian pula dengan asupan protein, petani kota dan petani kota binaan mengalami peningkatan asupan protein sebesar 1,64% dan 8,2% (secara berurutan).

Berkaca dari fenomena dan hasil penelitian diatas, KAFEGAMA NTB hadir memberikan solusi kepada masyarakat perkotaan dengan cara melatih generasi milenial perkotaan untuk menjadi petani kota. Pelatihan sudah dilaksanakan pada bulan November dan Desember tahun 2019 di Pondok Pesantren Darul Qur’an, Bengkel, Lombok Barat. Para peserta diberikan pelatihan tentang budidaya hidroponik selama 3 hari, peserta diberikan pemahaman teori dan langsung praktik budidaya hidroponik.

Alhamdulillah, hari ini KAFEGAMA NTB melaunching hidroponik percontohan di Lingkungan Dasan Cermen Barat, kelurahan Dasan Cermen. Pemilihan lokasi ini dikarenakan Dasan Cermen adalah binaan KAFEGAMA NTB dan saat pelatihan ada 5 generasi milenial Dasan Cermen yang mengikuti pelatihan, mereka tergabung dalam pokdarwis Dasan Cermen.

Harapan KAFEGAMA NTB, ini adalah percontohan yang bisa ditiru langsung oleh masyarakat. Selain menjadikan lingkungan asri, budidaya hidroponik juga sangat menguntungkan secara ekonomi. Saat ini, KAFEGAMA NTB membina beberapa petani hidroponik dan sudah memiliki pasar yang terjamin yaitu beberapa hotel dan supermarket. Permintaan harian sayur hidroponik melewati KAFEGAMA NTB saat ini 20 kg/hari, dengan harga rata-rata 20 ribu rupiah/kg. Untuk yang kita launching hari ini (Dasan Cermen), ada 2 instalasi dengan kurang lebih 500 lubang hidroponik, satu kali panen akan menghasilkan 50 kg sayuran, artinya sekali panen ada pendapatan sebesar 1 juta rupiah.

KAFEGAMA NTB akan terus berkomitmen untuk mendampingi masyarakat agar semakin sejahtera, sejahtera yang ditandai dengan bertambahnya pendapatan. Budidaya hidroponik ini tidak membutuhkan waktu yang lama, jadi bisa dikerjakan tanpa mengganggu pekerjaan utama. Akhir-akhir ini trend menjadi petani kota cukup tinggi, ditandai dengan tingginya permintaan pendampingan budidaya hidroponik ke KAFEGAMA NTB, beberapa hari kedepan kami sudah memiliki jadwal lebih dari 10 titik pendampingan, jika ada Bapak-Ibu yang ingin kami dampingi menjadi petani kota, jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi KAFEGAMA NTB melalui Ketua Harian KAFEGAMA NTB (Supiandi, SE., M.Ec. Dev – 081918381255)

Selain menjadi sumber pendapatan baru, hidroponik di Dasan Cermen ini akan menjadi tujuan wisata Edukasi, menambah destinasi sebelumnya yang sudah di Launching yaitu Eduwisata menanam padi, kandang sapi, pembuatan pupuk kompos, kendang ayam, kendang bebek, membuat telur asin, kolam lele dan membuat abon lele. Untuk informasi, tahun lalu kelurahan Dasan Cermen menjadi juara 1 lomba KBA Inovasi tingkat nasional dan tahun 2020 ini terpilih sebagai salah satu penyelenggara Festival Kampung Berseri Astra. Kami dari KAFEGAMA NTB selalu siap 24 jam untuk mendukung kemajuan Kelurahan Dasan Cermen.

 

Balai Senat UGM

 

Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (KAFEGAMA), mengucapkan Selamat & Sukses atas Pengukuhan Guru Besar bagi Bapak Prof. Dr. rer. soc. R. Agus Sartono, MBA pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada.
Pada pengukuhan ini Prof. Dr. rer. soc. R. Agus Sartono menyampaikan Pidato pengukuhan dengan judul “INFORMASI ASIMETRIS, AKSEPTABILITAS KEBIJAKAN PUBLIK DAN PENILAIAN ASET. Pada kesempatan yang baik ini turut hadir Ketua Umum KAFEGAMA Bapak Perry Warjiyo, Ph.D.
#KAFEGAMA
#FEBUGM

KAFEGAMA IFF 2019

Kegiatan Indonesia Fintech Forum 2019 (IFF) bertema “Percepatan Tranformasi Digital Ekonomi” yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (KAFEGAMA) telah berjalan dengan baik di Dhanapala Auditorium, Kementerian Keuangan pada Rabu, 4 September 2019.
Acara dimulai pukul 09.30 WIB yang diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dibuka dengan sambutan dari Ketua Umum KAFEGAMA, Perry Warjiyo. Dilanjutkan dengan paparan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution sebagai Keynote Speaker dengan tema “Peran Fintech dalam Mendorong Inklusi Keuangan di Indonesia”

Selanjutnya dilakukan simbolisasi pembukaan KAFEGAMA IFF 2019 oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, Ketua Umum KAFEGAMA, Perry Warjiyo, Sekretaris Umum KAFEGAMA, Friderica Widyasari Dewi, Bendahara Umum KAFEGAMA, Bob T. Ananta, Ketua Panitia KAFEGAMAIFF 2019, Dodit Wiweko Probojakti, Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo dan Dekan FEB UGM, Eko Suwardi.
Sebelum memasuki sesi seminar diskusi panel, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengunjungi booth yang ada didampingi oleh Ketua Umum KAFEGAMA, Perry Warjiyo, Sekretaris Umum KAFEGAMA, Friderica Widyasari Dewi, Ketua Panitia KAFEGAMA IFF 2019, Dodit Wiweko Probojakti dan Bendahara Umum KAFEGAMA, Bob T. Ananta. Kemudian dilanjutkan doorstop interview dengan narasumber Ketua Umum KAFEGAMA, Perry Warjiyo yang didampingi oleh Sekretaris Umum KAFEGAMA, Friderica Widyasari Dewi, Ketua Panitia KAFEGAMAIFF 2019, Dodit Wiweko Probojakti dan Bendahara Umum KAFEGAMA, Bob T. Ananta.

Acara diteruskan dengan Seminar Nasional Panel 1 dengan topik “Shaping the Future of Indonesia Fintech Industry” yang dipandu oleh moderator Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo dengan pembicara antara lain :
1. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng
2. Dirjen Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh
3. Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital, Sukarela Batunanggar

Setelah panel diskusi pertama selesai, rekan media kembali melakukan doorstop interview dengan Deputi Gubernur BI, Sugeng, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo dan Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital, Sukarela Batunanggar.

Rangkaian acara KAFEGAMA IFF 2019 berlanjut dengan Panel Discussion 2 yang mengangkat topik “The Untold Story. Why We Survive?” dan menghadirkan moderator CEO & Co Founder Katadata, Metta Dharmasaputra dengan pembicara pelaku startup yang ada di Indonesia antara lain:

1. SVP TRAVELOKA, Alvin Kumarga
2. CEO Modalku, Reynold Wijaya
3. CEO & Co Founder TaniHub, Pamitra Wineka
4. CEO Modal Rakyat, Stanislaus Tandelilin

Media kembali melakukan doorstop interview dengan narasumber SVP TRAVELOKA, Alvin Kumarga dan CEO & Co Founder TaniHub, Pamitra Wineka setelah Panel Discussion 2 berakhir.

Acara dilanjutkan sesi Startup Pitching Competition dengan 8 finalis antara lain:
1. Crowde – Penjualan Hasil Pertanian
2. Danadidik – Pinjaman Dana Pendidikan
3. Duithape – e-payment app
4. Gradana – Pendanaan Property
5. Halofina – Financial Planner App
6. Kolega Kapital – Pinjaman Usaha Mikro khusus Perempuan
7. Portofolio – Market Trading app
8. Zendmoney – Pengiriman Uang antar negara untuk Pekerja Migran.

Adapun dewan juri Startup Pitching Competition antara lain :
1. Kepala Group Inovasi Keuangan Digital OJK, Triyono
2. CEO PT Mandiri Capital Indonesia, Eddi Danusaputro
3. Wakil Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia, Sunu Widyatmoko
4. Direktur Bisnis Konsumer BNI, Anggoro Eko Cahyo

Setelah sesi Startup Pitching Competition, acara berlanjut dengan sesi Fireside Chat yang mengangkat topik “Radical Transformation In Financial Industry” dengan moderator Direktur Riset Center of Reform Economics, Pieter Abdullah dan satu pembicara Chief Information Officer Bank Mandiri, Rico Usthavia Frans.

Rangkaian kegiatan KAFEGAMA IFF 2019 ditutup dengan Awarding Pitching Competition yang menghasilkan 3 besar pemenang antara lain :
1. Halofina
2. Crowde
3. Portofolio

Fintech Forum – Pitching Competition

KAFEGAMA Calling all the innovator Accelerate your innovation. Indonesia Fintech Forum 2019 Startup Pitching Battle the registration is now open! Be part to be one out of ten Amazing startup to be able to present in front of 1000 audiences range from Corporate, Investor, and many startup enthusiast. And don’t miss the opportunity grow your market and accelerate your networking by participate in our startup match making! Get your start up registered: bit.ly/iff19pitchingregistration

 

SDM Unicorn Start-up di Era Revolusi Industri 4.0, Gema: Be Agile

Bukalapak

 

Kuliah umum softskills bagi mahasiswa kembali dihadirkan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) pada Jumat (15/2) lalu. Berlokasi di Gedung Pusat Pembelajaran FEB UGM lantai 8, pembicara yang didatangkan kali ini berasal dari salah satu perusahaan start-up unicorn di Indonesia, Bukalapak. Vice President of Talent Bukalapak, Gema Buana Putra, hadir dengan membawakan topik sumber daya manusia (SDM) yang dikaitkan dengan era industri 4.0 saat ini dengan tajuk “Being an Agile HR (Human Resource) in Order to Achieve Unicorn Start Up“.

Pada kuliah umum kali ini, pembahasan dipandu langsung oleh salah satu dosen FEB UGM, Bita Puspitasari, SE., M.Econ. Pada awal pemaparan materi, Gema membuka dengan penjelasan singkat mengenai bagaimana perkembangan revolusi industri terjadi di dunia. Dari revolusi industri 1.0 hingga 4.0 yang terjadi saat ini, pada dasarnya perubahan adalah pasti. “Setiap zaman, (bagian, red) yang berbeda adalah tantangannya; dan ada manusia yang menembus tantangannya. Break the code,” ujar Gema. Ia menganggap bahwa setiap ada perubahan yang terjadi, pasti di sana ada manusia yang selalu mencoba menyelesaikan permasalahan yang ada.

Setelah menjelaskan sedikit mengenai industrial revolution 4.0, Gema memulai membahas lebih menjurus mengenai bidang yang ia geluti yaitu human resource (HR). Baginya, dunia HR saat ini telah memasuki masa-masa yang penuh dengan ketidakpastian. Oleh karena itu, manajemen modal insani diupayakan untuk dapat menghadapi tantangan ini. “Agile human capital. Saat ini kita sudah memasuki VUCA area. Volatility (mudah berubah-ubah), uncertainty (tidak pasti), complexity (hubungan yang kompleks), dan ambiguity (ambiguitas). HCM (human capital management) harus menyesuaikan supaya compete,” ungkapnya pada sekitar 200-an peserta yang hadir.

Pada era seperti sekarang ini pun, dengan hadirnya teknologi-teknologi mutakhir seperti big data dan internet of things , orang-orang pada generasi sekarang ia harapkan tidak gentar dan takut. Dia menyampaikan bahwa justru manusialah yang tetap akan menguasainya. “Meskipun dengan serangan robot dan teknologi, ada bagian yang tidak bisa digantikan oleh robot. Apa yang enggak bisa digantikan? Kemanusiaan,” jelas bapak dua anak ini. Ia menyampaikan bahwa anugrah alamiah manusia seperti intuisi, kreativitas, dan judgement yang tidak mampu dilakukan oleh robot.

Namun, ia menyebut tantangan dalam era seperti sekarang pun berubah. Ia mengungkapkan terdapat empat tantangan besar yang dihadapi: speed, messiness, changes, dan flexibility. “Pasarnya semua cepat. Dulu 2-3 hari jadi, sekarang cuma 2-3 jam. Kadang kita enggak punya waktu menjadikannya teratur, kalau berpikir kita itu serial. Makanya kita jadi terdorong. Benar kata Pak Dekan tadi, satu-satunya yang tidak berubah itu perubahan. Bukan masalah kemasannya, tapi tentang apa yag kita hasilkan,” paparnya mengenai tantangan industri saat ini. Untuk menjadi HR yang agile, Gema membebarkan enam kunci yang seharusnya dilakukan para pemangku jabatan terutama di bidang SDM. Enam kunci tersebut, yaitu autonomous, trust, safe to fail, simple, learning, dan business oriented. “HR bagus, tapi bisnis memble berarti ada missing link. Mending (HR, red) enggak dapet apa-apa, tapi bisnisnya maju,” ungkapnya.

Setelah pemaparan menarik selama 45 menit berlalu, sesi dilanjutkan tanya jawab oleh para peserta. Peserta tampak sangat aktif untuk bertanya kepada pembicara dengan memberikan pertanyaan-pertannyaan seputar dunia HR di era revolusi industri 4.0. Kuliah umum pun diakhiri dengan kesimpulan yang disampaikan oleh moderator. “Banyak yang anda dengar (mengenai revolusi industri, red) kemudian itu menjadi menakutkan. Anda akan digantikan dengan artificial intelligence dan sebagainya. Padahal, yang sebetulnya, untuk dapat bertahan, the best for you is to be you,” pungkas Bita sembari mengakhiri pertemuan pada siang hari itu.

Sumber: Moh. Andhika